Jumat, 09 Januari 2015

Eksplor Baduy #2: Perjalanan Awal

2 Januari 2015
Angin subuh menyapa sementara matahari masih bersembunyi di kandangnya. Gw, Novia, dan Nuy memutuskan untuk naik kereta dari Bogor menuju Tanah Abang jam 05.16, jam 05.00 menjadi jam janjian kita di stasiun. Sekitar 1,5 jam menuju lokasi titik temu dengan Kompas Khatulistiwa (Komwa), stasiun Tanah Abang. Alhamdulillah selama perjalanan di kereta kita dapet tempat duduk dan bisa tidur lagi, bayar utang tidur yang belum lunas.

Di stasiun Tanah Abang matahari mulai menunjukkan gaungnya. Nadiah dan Kak Maya udah nyampe duluan dari kita. Gak lama Noval dateng. Gak lama Akbar dateng. Duduk-duduk nunggu di deket tempat ngecharge, kita udah curiga kayaknya orang-orang yang ngegerombol di sebrang kita itu rombongan Komwa juga. Berkat canggihnya teknologi, di group Whatsapp ada yang bilang "Udah sampe nih, gw yang make jaket ungu". Ternyata jaket ungu itu adalah Acil, dan rombongan itu adalah Geng Grogol.

Singkat cerita, kita naik kereta menuju stasiun Rangkas Bitung lalu naik semacam mobil van untuk sampai ke Ciboleger.

Tips: Selalu bawa KTP kalo berpergian! Ada beberapa orang yang gak bawa KTP dan akhirnya harus naik kereta lokal. Jadi mereka naik Commuter Line sampai stasiun Maja, abis itu dilanjutin naik kereta lokal ke stasiun Rangkas Bitung. Dan kereta lokal is totally no karena lebih pepes daripada Commuter Line disaat rush hour.

Mual berujung muntah.
Ya, gak kaget sih emang dasar gampang mual kalo naik kendaraan jauh dan tergantung supirnya kayak gimana. Pokoknya buat yang gampang mual, jangan lupa minum antimo! Di perjalanan ke Ciboleger gw gak minum antimo karena males ngambil di tas yang udah keburu ditaro di atas mobil. Salah sendiri.

*****************

Ciboleger menjadi titik terakhir kita menemui berbagai perpanjangan kaki. Dari sini, kaki menjadi satu-satunya alat mobilitas.

Cibologer menyambut kita dengan hujan. Buru-buru lari ke semacam tempat makan. Disitu kita makan, sholat, dan siap-siap untuk tracking ke Baduy luar. Menarik, selain bisa liat orang Baduy luar yang khas dengan warna birunya, disini juga udah bisa liat beberapa orang Baduy dalam yang lagi keluar, lengkap dengan kostum hitam putih, sepasang warna yang orang Baduy dalam boleh pakai. 





Tik... Tik....
Tik.......Tik.......Tik....

Hujan mengakibatkan jalanan jadi licin, untungnya disini kita bisa beli tongkat yang terbuat dari kayu, cukup mengeluarkan uang Rp 3000 aja. Tongkat ini bagai tongkat ibu peri yang selalu membantu melewati jalan-jalan yang licin, tanjakan maut, dan menjadi alat pegangan.






Orang Baduy hidup tidak dikejar waktu. Mereka tidak mengenal deadline. Mereka hidup dalam kesederhanaan. Selama disini gw juga gak terlalu ngecek jam dan waktu, jadi gak terlalu sadar di jam berapa sedang melakukan apa. Perjalanan dari Cibologer ke Baduy luar sendiri memakan waktu 45 menit, mayoritas jalanannya berbentuk turunan. Sebagai amatiran, gw cukup capek. Padahal belum seberapa.....

Kita menginap semalam di Baduy luar, di rumah keluarga Mul. Di Baduy luar ini kita masih bisa menemukan kamar mandi, tapi jangan ngebayangin kayak kamar mandi di perkotaan ya. Baduy luar adat dan aturannya tidak seketat Baduy dalam. Disini, mereka udah diperbolehkan menggunakan hp, listrik, sabun, dan bahan kimia lainnya. Menikahnya pun tidak dijodohkan. Untuk turis atau tamu kayak gw, hal yang menguntungkan adalah di Baduy luar diperbolehkan untuk mengambil foto.

Hujan rindu pada alam, ia datang dan tak mau pergi.
Air yang terus mengguyur selama di Baduy luar membuat gak terlalu banyak kegiatan yang bisa dilakuin. Beberapa pedagang datang ke rumah yang kita tinggali untuk menjajakan oleh-oleh berbau Baduy.





Bosan, akhirnya memutuskan untuk jalan keliling-keliling bersama beberapa teman, mumpung hujannya lagi ramah, gerimis doang. Baru jalan sedikit, ada warga Baduy yang tersenyum ramah dari rumahnya. Dari gerak-geriknya, warga Baduy tersebut keliatan terbuka dan enak diajak ngobrol. Akhirnya minta izin untuk mampir dan ngobrol-ngobrol.

Warga Baduy tersebut bernama Sardi, Pak Sardi atau Kang Sardi bisa menjadi sebutannya. Pak Sardi ternyata adalah warga Baduy dalam yang lagi menjenguk saudaranya yang tinggal di Baduy luar. Pak Sardi adalah orang Baduy yang pertama kali gw ajak ngobrol. Hal itu merupakan keberuntungan, soalnya Pak Sardi baik banget, beliau juga punya banyak cerita soal pengalamannya menjadi warga Baduy dalam yang udah sering ke luar Baduy, ke Jakarta, Bandung, Bogor misalnya. Bahkan, baru-baru ini Pak Sardi abis pergi ke Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI untuk menjadi pengisi dalam diskusi mengenai budaya. Obrolan dengan Pak Sardi begitu menarik sampe gw berniat untuk menuliskan post sendiri mengenai Pak Sardi. Ngefans deh sama Pak Sardi!

Matahari pamit dari ufuk barat. Tidak ada listrik mengakibatkan kegiatan diisi dengan ngobrol, ngobrol, dan ngobrol. Dengerin Kak Indah cerita soal pekerjaannya sebagai film maker, ngobrol tentang homoseksual, ngobrolin apa aja yang bisa diobrolin. Malam datang, perut pejalan kaki ini udah kruyuk kruyuk kelaparan. Menu pertama di Baduy: Nasi goreng!

Makan, kenyang, ngantuk. Entah jam berapa. Obrolan dilanjutkan dengan dongeng-dongeng sejarah dari Kak Indra yang sukses jadi dongeng pengantar tidur. Seru tapi bikin ngantuk, mungkin efek kenyang dan suasana Baduy yang bebas polusi suara.

Malam pertama di Baduy berakhir tanpa melihat kunang-kunang.

Selasa, 06 Januari 2015

Eksplor Baduy #1: Orang-orangnya

Setelah liburan semester 2 kemarin memutuskan untuk melanglang Malang, main-main ke museum plus amusement park kayak Jatim Park, liburan semester 3 sekarang rasa-rasanya pengen main ke alam. Dan akhirnya memutuskan untuk ikut trip dari Kompas Khatulistiwa tanggal 2-4 Januari 2015, ke Baduy!

                       


Apa yang ada di otak kalian kalo denger suku Baduy? Kalo gw sih kepikiran sama buku cetak pas SD atau SMP yang menyebutkan ada suku di Indonesia yang masih sangat tradisional dan menolak modernisasi. Terdorong rasa penasaran dan pikiran "kapan lagi ke Baduy, tinggal dateng doang udah diurusin sama trip organizer aka Kompas Khatulsitiwa (Komwa)", akhirnya perjalanan Eksplor Baduy pun benar-benar dilakukan.

Sebelumnya gw gak pernah ikut open trip semacam ini. Seru banget sih ternyata, bukan sekedar ketemu sama orang-orang baru dengan latar belakang yang beda, tapi pergi jalan-jalan bareng sama orang-orang itu! Bertemu orang baru adalah poin penting dalam perjalanan, dari mereka kita pasti bisa belajar sesuatu. Apapun itu. Sebagai orang yang mengaku observer, memperhatikan orang-orang baru itu bisa bikin jadi terinspirasi, bikin mikir, bikin bersyukur sama apa kita yang punya. Disini orang yang gw udah kenal dari awal cuma 3, Novia, Nunuy, dan Kak Maya. Eksplor Baduy sendiri terdiri dari 25 orang, 22 peserta dan 3 orang panitia.

Supaya tidak lupa, mari disebut semuanya!


1. Nabila Nur Sabrina
----------------------------

2. Novia
Ya gak usah ditanya sih Novia mah temen sekelas SMA 3 tahun dan gengguys juga. Novia anak Akun UI. Novia strong! Anak pecinta alam pas SMA. 

3. Nunuy
Ya sama aja gak usah ditanya Nunuy mah temen SMA juga dan 38. Nunuy jalannya di depan mulu. Bikin jurnal dalam bentuk gambar, biasa anak Arsitektur Unpar. Paling semangat kalo udah nanya tentang bangunan-bangunan di Baduy

4. Nadiah
Anak Akun FE UI temennya Novia yang memakai crocs ke Baduy, untung akhirnya beli sepatu yang kayak sepatu bola di warung yang ada di Baduy. Kerjaannya nyemil fitbar mulu. Nadiah anak kastrat BEM FEUI yang artinya dia adalah sumber dari.......#sensor. 

5. Kak Maya
Senior di Kom dan FISIPERS yang mamanya tadinya mau ikut ke Baduy. Untung gak jadi! Gak kebayang nanti capeknya Tante. Makasih Kak Maya udah minjemin tas pas ke Baduy dalam

6. Noval
Temennya kak Maya di Kompas Kampus yang paling rajin mandi. Kayaknya sih anak Ilmu Komputer yang berjiwa jurnalis, kerjaannya wawancara orang Baduy mulu. Kecewa setelah tau kalo Bojong itu Bogor coret

7. Kak Kia
Psikologi UI 2012, dia daftar sendirian loh di trip ini, cool! Sering jatoh pas lagi tracking, anak senbud pantesan tampangnya nyeni. Kak Kia punya tempat minum terhits dan terunik

8. Kak Indah
Sastra Jerman UI 2009, sekarang jadi film maker gitu. Satu-satunya cewek yang mandi pas di Baduy dalam. Tante Indah ulangtahun ke-24 tanggal 4 Januari kemarin. Happy Birthday!

9. Aci
Trio Arkeologi UI 2014. Tampang dan omongannya selalu bikin pengen ketawa walaupun bukan lagi ngelawak. Orang Pandeglang!

10. Nabila
Yea nama pasaran yea disini aja nemu nama yang sama. Trio Arkeologi UI 2014. Motivasi ikut eksplor Baduynya adalah pengen liat kunang-kunang

11. Diaz
Trio Arkeologi UI 2014, perempuan berkacamata yang diam dan pas pulang turun keretanya di stasiun UI

12. Intan
Geng Grogol, kecil-kecil cabe rawit, pacarnya Erdi, tinggal di RSJ (Beneran! Awalnya gw kira dia bercanda, tapi beneran di komplek RSJ gitu, orangtuanya pegawai disana). Seru banget denger cerita soal kehidupannya di RSJ

13. Erdi
Geng Grogol, pacarnya Intan, kalo makan selalu sepiring sama Intan. Tinggal di RSJ juga dan dia pas TK kalo dijemput pulang, dijemput sama pasien RSJ....true story!

14. Acil
Geng Grogol, ulang tahun pas tanggal 2 Januari, rame, dan baik banget pas di staisun Maja dia yang ngantri beli tiket untuk ke Tanah Abang

15. Ian
Geng Grogol, tukang terap kayak naga, saat memperkenalkan diri dia bilang dia adalah staff acounting di suatu tempat. Ngefans sama Kak Rizka

16. Dea
Geng Grogol, awalnya takut liat Dea abisnya kayak garis keras anak metal gitu tapi ternyata aslinya baik. Salahsatu yang nyeker pas pulang dari Baduy luar. Kayak kembaran sama Jessy

17. Jessy
Geng Grogol, kocak suka centil-centil gitu, berantem mulu sama Acil. Kayak kembar sama Dea soalnya rambut mereka diombre merah. Punya tugas laporan keuangan yang menanti di rumah.

18. Kak Rizka
Adm Negara UI 2012. Sumbilangeun disaat perjalanan pulang dari Baduy dalam ke Baduy luar

19. Kak Aya
Temennya kak Rizka, Adm Negara UI 2012 juga, sempet tracking bareng pas tanjakan maut menuju Baduy dalam. Sepatunya juga super basah dan kerendem air kayak gw

20. Kak Dita
Sastra Jerman UNPAD 2011 tapi tampangnya imut-imut. Minta didongengin cerita Anggraini ke Kak Indra pas di Baduy luar. Fyi, nama panjang Kak Dita itu Dita Anggraini

21. Kak Ummi
Arkelogi UI 2011, sepupunya Kak Dita, pendiam, berkerudung

22. Akbar
Sejarah UI 2013, minjem alat mandi mulu

23. Kak Bolang
Founder Komwa, rambutnya gondrong dan dicatok (kayaknya), Arkeologi UI 2011, ngegendong Kak Rizka pas perjalanan pulang dari Baduy dalam ke Baduy luar

24. Kak Indra
Tim panitia, doyan ngedongeng sejarah-sejarah, tukang foto. Kata Novia Kak Indra mirip seniornya di Satya Soedirman, namanya Ayay

25. Bang Yono
Tim panitia, bercandaannya jorok mulu tapi diam-diam bijak juga pas lagi pembicaraan malam bareng Acil&Kak Bolang yang gak sengaja gw denger gara-gara kebangun pas tidur dan susah tidur lagi


Urutan 1-25 dari kiri ke kanan



Ternyata panjang
Tidak cukup satu post
Pembukaan saja belum
Baru perkenalan
Semoga tidak malas nulis
Ya, gak boleh malas
Nanti lupa ceritanya 
Baru tau rasa



Kamis, 01 Januari 2015

Penggalan untuk Raudah


Hai Rau,

Perempuan kelahiran 1 Januari 1996, ya, satu hari yang membawa dia ke tahun 1996, membuat dia bisa sok muda di depan orang-orang seangkatannya yang kebanyakan 1995.

Lupa tepatnya ketemu Raudah kapan, yang pasti pas di kelas X-3 ya? Artinya kira-kira udah 5 tahun kenal sama Raudah. Wah, diri sendiri ini aja kaget pas ngitung dan ternyata udah 5 tahun. 

Gak tau kapan jadi deketnya. Pas di X-3 sebenernya kita punya geng yang berbeda. Hahahaha geng. Iya, gw duduknya di belakang bareng Novia, Sherly, Arika. Raudah suka mainnya bareng anak-anak yang suka nyanyi-nyanyi Taylor Swift, duduknya juga termasuk di depan. Mungkin karena LSWK, mungkin karena X-3, mungkin karena gw bisa nebak dia suka siapa pas kelas X, mungkin ya mungkin. Apapun itu, terimakasih untuk hal yang udah membawa gw dan Raudah menjadi dekat.

Raudah adalah seorang sahabat. Dari Raudah gw belajar untuk gak takut sendiri. Iya, dia orangnya suka aneh tiba-tiba pergi sendiri. Nyuruh kita pulang duluan aja, padahal mau nemenin. Kan aneh ya. Tapi gara-gara dia gw jadi suka juga untuk sendiri, dan gak takut.

Raudah punya peran besar dalam mempengaruhi kefeminiman gw. Soalnya dia itu cewek terfeminim yang pernah gw temuin. Level kesukaan gw terhadap bunga juga naik salahsatunya karena Raudah. Ya, ada hal-hal yang gw rasa kita emang mirip. Namun, ada juga yang beda, salahsatunya masalah dia susah izin sama orangtua yang selalu bikin gw gregetan sendiri.

Raudah (hampir) tau semuanya tentang gw (gak ada yang tau tentang gw sepenuhnya, jadi level hampir=level 1). Terutama soal hal berbau merah muda. Orang yang selalu menemani, gak selalu ngasih saran bagus sih, cuma menemani hahaha.



Happy 19th birthday Raudah Iftitah Mulikh :)



2014


Kompas Raja. UI. Meriam Baja. Komunikasi 2013. Banda Neira. PTIK Mas Whisnu. Jualan sticker. Jualan marshmallow. Ayah. Ibu. Teteh. Bima. KTF. FISIP kebakaran. Semester 2. Dela partner sholat dhuha. Gelas FISIP. Tari Lenggang Maye. Latihan. FISIPERS. Reporter. PDPT. Melda. Liputan pertama bareng Bella. Kak Ellya. Kak Dodi. Kak Ninta. Smansa Day nonton Sheila on 7. Titisan Pak Warrouw. Novia. Gelar Pamit. Make-up. Flappy Bird. Selebrasi Sewindu FISIPIERS. Tari Pasambahan. TIM. Ulangtahun ke-19 pas Gelar Pamit. HIMYM tamat. Hadiah dikirim lewat pos. Indi. Ketemu Abraham Samad. Pemilu. Niqita Graha. Nda. Trip to Malang. Frozen. Gengguys. Nyoblos pertama kali. Bukber 38 di rumah Nuy. Kereta Matarmaja. Ikbal tourguide di Malang. Kereta Majapahit. Raudah. Bergerak. Teteh wisuda. Semester 3. Gak pernah sholat dhuha lagi. Mauli lulus juga. Bertha. Pengkamed Mba Titut. Pengiklan Mba Yulia. ThinkWeb. KPI. Tanda Tanya. Dilema jurnalisme/iklan. FISIPERS DAYS. Gagal bergerak. Pertama kali danus audiensi. Ayam presto kancil. PSAK kelompok 19. Iklan. Ngakunya bergerak. 38. Arika. Kecoa terbang. Dea. Bandung. Taman Film. Pasar Seni. Iklan Line AADC. Statsos Mas Yogo. Mochi enak. Anakui.com. Verbatim. Uang. Camera. Kue cubit selot. Nonton GPMB pertama kali. Hanamasa traktiran gaji teteh. 2 0 1 5 

Secara random nonton One Direction: This is Us di TV di malam terkahir 2014.

Dan Project 2014 hanya sampai di hari ke-124. Susah sekali untuk konsisten. Dicoba lagi ya, 2015.

Karena foto dan tulisan adalah media terbaik untuk mengingat.






Milikilah hati yang luas seluas langit biru. Di dalam hati yang luas kamu akan menampung rasa memaafkan yang besar, kekuatan untuk berpikir dan bertindak positif, serta semangat untuk menjelang hari esok yang tidak pernah pudar. Jadilah langit itu
-Seluas Langit Biru, Sitta Karina

Why?

Foto saya
Nabila Nur Sabrina. Bila. Ilmu Komunikasi UI 2013. Menulis karena memori otak tak bertahan selamanya.

Supportive Army

Jumat, 09 Januari 2015

Eksplor Baduy #2: Perjalanan Awal

2 Januari 2015
Angin subuh menyapa sementara matahari masih bersembunyi di kandangnya. Gw, Novia, dan Nuy memutuskan untuk naik kereta dari Bogor menuju Tanah Abang jam 05.16, jam 05.00 menjadi jam janjian kita di stasiun. Sekitar 1,5 jam menuju lokasi titik temu dengan Kompas Khatulistiwa (Komwa), stasiun Tanah Abang. Alhamdulillah selama perjalanan di kereta kita dapet tempat duduk dan bisa tidur lagi, bayar utang tidur yang belum lunas.

Di stasiun Tanah Abang matahari mulai menunjukkan gaungnya. Nadiah dan Kak Maya udah nyampe duluan dari kita. Gak lama Noval dateng. Gak lama Akbar dateng. Duduk-duduk nunggu di deket tempat ngecharge, kita udah curiga kayaknya orang-orang yang ngegerombol di sebrang kita itu rombongan Komwa juga. Berkat canggihnya teknologi, di group Whatsapp ada yang bilang "Udah sampe nih, gw yang make jaket ungu". Ternyata jaket ungu itu adalah Acil, dan rombongan itu adalah Geng Grogol.

Singkat cerita, kita naik kereta menuju stasiun Rangkas Bitung lalu naik semacam mobil van untuk sampai ke Ciboleger.

Tips: Selalu bawa KTP kalo berpergian! Ada beberapa orang yang gak bawa KTP dan akhirnya harus naik kereta lokal. Jadi mereka naik Commuter Line sampai stasiun Maja, abis itu dilanjutin naik kereta lokal ke stasiun Rangkas Bitung. Dan kereta lokal is totally no karena lebih pepes daripada Commuter Line disaat rush hour.

Mual berujung muntah.
Ya, gak kaget sih emang dasar gampang mual kalo naik kendaraan jauh dan tergantung supirnya kayak gimana. Pokoknya buat yang gampang mual, jangan lupa minum antimo! Di perjalanan ke Ciboleger gw gak minum antimo karena males ngambil di tas yang udah keburu ditaro di atas mobil. Salah sendiri.

*****************

Ciboleger menjadi titik terakhir kita menemui berbagai perpanjangan kaki. Dari sini, kaki menjadi satu-satunya alat mobilitas.

Cibologer menyambut kita dengan hujan. Buru-buru lari ke semacam tempat makan. Disitu kita makan, sholat, dan siap-siap untuk tracking ke Baduy luar. Menarik, selain bisa liat orang Baduy luar yang khas dengan warna birunya, disini juga udah bisa liat beberapa orang Baduy dalam yang lagi keluar, lengkap dengan kostum hitam putih, sepasang warna yang orang Baduy dalam boleh pakai. 





Tik... Tik....
Tik.......Tik.......Tik....

Hujan mengakibatkan jalanan jadi licin, untungnya disini kita bisa beli tongkat yang terbuat dari kayu, cukup mengeluarkan uang Rp 3000 aja. Tongkat ini bagai tongkat ibu peri yang selalu membantu melewati jalan-jalan yang licin, tanjakan maut, dan menjadi alat pegangan.






Orang Baduy hidup tidak dikejar waktu. Mereka tidak mengenal deadline. Mereka hidup dalam kesederhanaan. Selama disini gw juga gak terlalu ngecek jam dan waktu, jadi gak terlalu sadar di jam berapa sedang melakukan apa. Perjalanan dari Cibologer ke Baduy luar sendiri memakan waktu 45 menit, mayoritas jalanannya berbentuk turunan. Sebagai amatiran, gw cukup capek. Padahal belum seberapa.....

Kita menginap semalam di Baduy luar, di rumah keluarga Mul. Di Baduy luar ini kita masih bisa menemukan kamar mandi, tapi jangan ngebayangin kayak kamar mandi di perkotaan ya. Baduy luar adat dan aturannya tidak seketat Baduy dalam. Disini, mereka udah diperbolehkan menggunakan hp, listrik, sabun, dan bahan kimia lainnya. Menikahnya pun tidak dijodohkan. Untuk turis atau tamu kayak gw, hal yang menguntungkan adalah di Baduy luar diperbolehkan untuk mengambil foto.

Hujan rindu pada alam, ia datang dan tak mau pergi.
Air yang terus mengguyur selama di Baduy luar membuat gak terlalu banyak kegiatan yang bisa dilakuin. Beberapa pedagang datang ke rumah yang kita tinggali untuk menjajakan oleh-oleh berbau Baduy.





Bosan, akhirnya memutuskan untuk jalan keliling-keliling bersama beberapa teman, mumpung hujannya lagi ramah, gerimis doang. Baru jalan sedikit, ada warga Baduy yang tersenyum ramah dari rumahnya. Dari gerak-geriknya, warga Baduy tersebut keliatan terbuka dan enak diajak ngobrol. Akhirnya minta izin untuk mampir dan ngobrol-ngobrol.

Warga Baduy tersebut bernama Sardi, Pak Sardi atau Kang Sardi bisa menjadi sebutannya. Pak Sardi ternyata adalah warga Baduy dalam yang lagi menjenguk saudaranya yang tinggal di Baduy luar. Pak Sardi adalah orang Baduy yang pertama kali gw ajak ngobrol. Hal itu merupakan keberuntungan, soalnya Pak Sardi baik banget, beliau juga punya banyak cerita soal pengalamannya menjadi warga Baduy dalam yang udah sering ke luar Baduy, ke Jakarta, Bandung, Bogor misalnya. Bahkan, baru-baru ini Pak Sardi abis pergi ke Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI untuk menjadi pengisi dalam diskusi mengenai budaya. Obrolan dengan Pak Sardi begitu menarik sampe gw berniat untuk menuliskan post sendiri mengenai Pak Sardi. Ngefans deh sama Pak Sardi!

Matahari pamit dari ufuk barat. Tidak ada listrik mengakibatkan kegiatan diisi dengan ngobrol, ngobrol, dan ngobrol. Dengerin Kak Indah cerita soal pekerjaannya sebagai film maker, ngobrol tentang homoseksual, ngobrolin apa aja yang bisa diobrolin. Malam datang, perut pejalan kaki ini udah kruyuk kruyuk kelaparan. Menu pertama di Baduy: Nasi goreng!

Makan, kenyang, ngantuk. Entah jam berapa. Obrolan dilanjutkan dengan dongeng-dongeng sejarah dari Kak Indra yang sukses jadi dongeng pengantar tidur. Seru tapi bikin ngantuk, mungkin efek kenyang dan suasana Baduy yang bebas polusi suara.

Malam pertama di Baduy berakhir tanpa melihat kunang-kunang.

Selasa, 06 Januari 2015

Eksplor Baduy #1: Orang-orangnya

Setelah liburan semester 2 kemarin memutuskan untuk melanglang Malang, main-main ke museum plus amusement park kayak Jatim Park, liburan semester 3 sekarang rasa-rasanya pengen main ke alam. Dan akhirnya memutuskan untuk ikut trip dari Kompas Khatulistiwa tanggal 2-4 Januari 2015, ke Baduy!

                       


Apa yang ada di otak kalian kalo denger suku Baduy? Kalo gw sih kepikiran sama buku cetak pas SD atau SMP yang menyebutkan ada suku di Indonesia yang masih sangat tradisional dan menolak modernisasi. Terdorong rasa penasaran dan pikiran "kapan lagi ke Baduy, tinggal dateng doang udah diurusin sama trip organizer aka Kompas Khatulsitiwa (Komwa)", akhirnya perjalanan Eksplor Baduy pun benar-benar dilakukan.

Sebelumnya gw gak pernah ikut open trip semacam ini. Seru banget sih ternyata, bukan sekedar ketemu sama orang-orang baru dengan latar belakang yang beda, tapi pergi jalan-jalan bareng sama orang-orang itu! Bertemu orang baru adalah poin penting dalam perjalanan, dari mereka kita pasti bisa belajar sesuatu. Apapun itu. Sebagai orang yang mengaku observer, memperhatikan orang-orang baru itu bisa bikin jadi terinspirasi, bikin mikir, bikin bersyukur sama apa kita yang punya. Disini orang yang gw udah kenal dari awal cuma 3, Novia, Nunuy, dan Kak Maya. Eksplor Baduy sendiri terdiri dari 25 orang, 22 peserta dan 3 orang panitia.

Supaya tidak lupa, mari disebut semuanya!


1. Nabila Nur Sabrina
----------------------------

2. Novia
Ya gak usah ditanya sih Novia mah temen sekelas SMA 3 tahun dan gengguys juga. Novia anak Akun UI. Novia strong! Anak pecinta alam pas SMA. 

3. Nunuy
Ya sama aja gak usah ditanya Nunuy mah temen SMA juga dan 38. Nunuy jalannya di depan mulu. Bikin jurnal dalam bentuk gambar, biasa anak Arsitektur Unpar. Paling semangat kalo udah nanya tentang bangunan-bangunan di Baduy

4. Nadiah
Anak Akun FE UI temennya Novia yang memakai crocs ke Baduy, untung akhirnya beli sepatu yang kayak sepatu bola di warung yang ada di Baduy. Kerjaannya nyemil fitbar mulu. Nadiah anak kastrat BEM FEUI yang artinya dia adalah sumber dari.......#sensor. 

5. Kak Maya
Senior di Kom dan FISIPERS yang mamanya tadinya mau ikut ke Baduy. Untung gak jadi! Gak kebayang nanti capeknya Tante. Makasih Kak Maya udah minjemin tas pas ke Baduy dalam

6. Noval
Temennya kak Maya di Kompas Kampus yang paling rajin mandi. Kayaknya sih anak Ilmu Komputer yang berjiwa jurnalis, kerjaannya wawancara orang Baduy mulu. Kecewa setelah tau kalo Bojong itu Bogor coret

7. Kak Kia
Psikologi UI 2012, dia daftar sendirian loh di trip ini, cool! Sering jatoh pas lagi tracking, anak senbud pantesan tampangnya nyeni. Kak Kia punya tempat minum terhits dan terunik

8. Kak Indah
Sastra Jerman UI 2009, sekarang jadi film maker gitu. Satu-satunya cewek yang mandi pas di Baduy dalam. Tante Indah ulangtahun ke-24 tanggal 4 Januari kemarin. Happy Birthday!

9. Aci
Trio Arkeologi UI 2014. Tampang dan omongannya selalu bikin pengen ketawa walaupun bukan lagi ngelawak. Orang Pandeglang!

10. Nabila
Yea nama pasaran yea disini aja nemu nama yang sama. Trio Arkeologi UI 2014. Motivasi ikut eksplor Baduynya adalah pengen liat kunang-kunang

11. Diaz
Trio Arkeologi UI 2014, perempuan berkacamata yang diam dan pas pulang turun keretanya di stasiun UI

12. Intan
Geng Grogol, kecil-kecil cabe rawit, pacarnya Erdi, tinggal di RSJ (Beneran! Awalnya gw kira dia bercanda, tapi beneran di komplek RSJ gitu, orangtuanya pegawai disana). Seru banget denger cerita soal kehidupannya di RSJ

13. Erdi
Geng Grogol, pacarnya Intan, kalo makan selalu sepiring sama Intan. Tinggal di RSJ juga dan dia pas TK kalo dijemput pulang, dijemput sama pasien RSJ....true story!

14. Acil
Geng Grogol, ulang tahun pas tanggal 2 Januari, rame, dan baik banget pas di staisun Maja dia yang ngantri beli tiket untuk ke Tanah Abang

15. Ian
Geng Grogol, tukang terap kayak naga, saat memperkenalkan diri dia bilang dia adalah staff acounting di suatu tempat. Ngefans sama Kak Rizka

16. Dea
Geng Grogol, awalnya takut liat Dea abisnya kayak garis keras anak metal gitu tapi ternyata aslinya baik. Salahsatu yang nyeker pas pulang dari Baduy luar. Kayak kembaran sama Jessy

17. Jessy
Geng Grogol, kocak suka centil-centil gitu, berantem mulu sama Acil. Kayak kembar sama Dea soalnya rambut mereka diombre merah. Punya tugas laporan keuangan yang menanti di rumah.

18. Kak Rizka
Adm Negara UI 2012. Sumbilangeun disaat perjalanan pulang dari Baduy dalam ke Baduy luar

19. Kak Aya
Temennya kak Rizka, Adm Negara UI 2012 juga, sempet tracking bareng pas tanjakan maut menuju Baduy dalam. Sepatunya juga super basah dan kerendem air kayak gw

20. Kak Dita
Sastra Jerman UNPAD 2011 tapi tampangnya imut-imut. Minta didongengin cerita Anggraini ke Kak Indra pas di Baduy luar. Fyi, nama panjang Kak Dita itu Dita Anggraini

21. Kak Ummi
Arkelogi UI 2011, sepupunya Kak Dita, pendiam, berkerudung

22. Akbar
Sejarah UI 2013, minjem alat mandi mulu

23. Kak Bolang
Founder Komwa, rambutnya gondrong dan dicatok (kayaknya), Arkeologi UI 2011, ngegendong Kak Rizka pas perjalanan pulang dari Baduy dalam ke Baduy luar

24. Kak Indra
Tim panitia, doyan ngedongeng sejarah-sejarah, tukang foto. Kata Novia Kak Indra mirip seniornya di Satya Soedirman, namanya Ayay

25. Bang Yono
Tim panitia, bercandaannya jorok mulu tapi diam-diam bijak juga pas lagi pembicaraan malam bareng Acil&Kak Bolang yang gak sengaja gw denger gara-gara kebangun pas tidur dan susah tidur lagi


Urutan 1-25 dari kiri ke kanan



Ternyata panjang
Tidak cukup satu post
Pembukaan saja belum
Baru perkenalan
Semoga tidak malas nulis
Ya, gak boleh malas
Nanti lupa ceritanya 
Baru tau rasa



Kamis, 01 Januari 2015

Penggalan untuk Raudah


Hai Rau,

Perempuan kelahiran 1 Januari 1996, ya, satu hari yang membawa dia ke tahun 1996, membuat dia bisa sok muda di depan orang-orang seangkatannya yang kebanyakan 1995.

Lupa tepatnya ketemu Raudah kapan, yang pasti pas di kelas X-3 ya? Artinya kira-kira udah 5 tahun kenal sama Raudah. Wah, diri sendiri ini aja kaget pas ngitung dan ternyata udah 5 tahun. 

Gak tau kapan jadi deketnya. Pas di X-3 sebenernya kita punya geng yang berbeda. Hahahaha geng. Iya, gw duduknya di belakang bareng Novia, Sherly, Arika. Raudah suka mainnya bareng anak-anak yang suka nyanyi-nyanyi Taylor Swift, duduknya juga termasuk di depan. Mungkin karena LSWK, mungkin karena X-3, mungkin karena gw bisa nebak dia suka siapa pas kelas X, mungkin ya mungkin. Apapun itu, terimakasih untuk hal yang udah membawa gw dan Raudah menjadi dekat.

Raudah adalah seorang sahabat. Dari Raudah gw belajar untuk gak takut sendiri. Iya, dia orangnya suka aneh tiba-tiba pergi sendiri. Nyuruh kita pulang duluan aja, padahal mau nemenin. Kan aneh ya. Tapi gara-gara dia gw jadi suka juga untuk sendiri, dan gak takut.

Raudah punya peran besar dalam mempengaruhi kefeminiman gw. Soalnya dia itu cewek terfeminim yang pernah gw temuin. Level kesukaan gw terhadap bunga juga naik salahsatunya karena Raudah. Ya, ada hal-hal yang gw rasa kita emang mirip. Namun, ada juga yang beda, salahsatunya masalah dia susah izin sama orangtua yang selalu bikin gw gregetan sendiri.

Raudah (hampir) tau semuanya tentang gw (gak ada yang tau tentang gw sepenuhnya, jadi level hampir=level 1). Terutama soal hal berbau merah muda. Orang yang selalu menemani, gak selalu ngasih saran bagus sih, cuma menemani hahaha.



Happy 19th birthday Raudah Iftitah Mulikh :)



2014


Kompas Raja. UI. Meriam Baja. Komunikasi 2013. Banda Neira. PTIK Mas Whisnu. Jualan sticker. Jualan marshmallow. Ayah. Ibu. Teteh. Bima. KTF. FISIP kebakaran. Semester 2. Dela partner sholat dhuha. Gelas FISIP. Tari Lenggang Maye. Latihan. FISIPERS. Reporter. PDPT. Melda. Liputan pertama bareng Bella. Kak Ellya. Kak Dodi. Kak Ninta. Smansa Day nonton Sheila on 7. Titisan Pak Warrouw. Novia. Gelar Pamit. Make-up. Flappy Bird. Selebrasi Sewindu FISIPIERS. Tari Pasambahan. TIM. Ulangtahun ke-19 pas Gelar Pamit. HIMYM tamat. Hadiah dikirim lewat pos. Indi. Ketemu Abraham Samad. Pemilu. Niqita Graha. Nda. Trip to Malang. Frozen. Gengguys. Nyoblos pertama kali. Bukber 38 di rumah Nuy. Kereta Matarmaja. Ikbal tourguide di Malang. Kereta Majapahit. Raudah. Bergerak. Teteh wisuda. Semester 3. Gak pernah sholat dhuha lagi. Mauli lulus juga. Bertha. Pengkamed Mba Titut. Pengiklan Mba Yulia. ThinkWeb. KPI. Tanda Tanya. Dilema jurnalisme/iklan. FISIPERS DAYS. Gagal bergerak. Pertama kali danus audiensi. Ayam presto kancil. PSAK kelompok 19. Iklan. Ngakunya bergerak. 38. Arika. Kecoa terbang. Dea. Bandung. Taman Film. Pasar Seni. Iklan Line AADC. Statsos Mas Yogo. Mochi enak. Anakui.com. Verbatim. Uang. Camera. Kue cubit selot. Nonton GPMB pertama kali. Hanamasa traktiran gaji teteh. 2 0 1 5 

Secara random nonton One Direction: This is Us di TV di malam terkahir 2014.

Dan Project 2014 hanya sampai di hari ke-124. Susah sekali untuk konsisten. Dicoba lagi ya, 2015.

Karena foto dan tulisan adalah media terbaik untuk mengingat.






Pages