Kamis, 24 Oktober 2013

Di Beranda


Oh, Ibu tenang sudah
lekas seka air matamu
sembapmu malu dilihat tetangga
Oh, ayah mengertilah
Rindu ini tak terbelenggu
Laraku setiap teringat peluknya 
Kamarnya kini teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi
Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah 
Kamarnya kini teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi 
Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah
Masih Banda Neira, pengen nonton langsung deh. Sok mangga dengerin

Kamis, 17 Oktober 2013

Mata Dimanja Telinga Terhanyut


Mata dimanjakan oleh gerak tubuh penari tradisional dan modern, telinga terhanyut oleh musik tradisional yang indah. Semua itu didapat hanya dengan menyaksikan pagelaran Komunitas Tari FISIP Universitas Indonesia (KTF UI) Nari Mataya Lokatara ”Perempuan yang Menari dengan Luar Biasa” .
            Nari Mataya Lokatara dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013 bertempat di gedung Sapta Pesona, Jakarta. Nari Mataya Lokatara merupakan pagelaran pertama yang diadakan oleh KTF UI setelah sebelumnya KTF UI pernah menampilkan dua buah konser gelar pamit dalam rangka keberangkatan misi budaya ke Eropa pada tahun 2011 dan 2012.
            Nari Mataya Lokatara menceritakan kisah seorang perempuan bernama Nari yang berasal dari keluarga penari. Kisah dimulai saat Nari diberi kesempatan untuk tampil bersama keluarga, tetapi ia tidak mampu memberikan yang terbaik. Dengan keinginan yang kuat untuk bisa menari, Nari diberi sebuah buku pedoman yang membawa dirinya berkelana ke dunia lain, dunia Nari belajar menari, belajar cinta, dan mengahajar gangguan yang ada.
            Pagelaran dibuka pada pukul 19.00 WIB dengan tari melayu, tari Lenggang Maye. Tarian ini menjadi tari pembuka karena merupakan tari selamat datang untuk menyambut tamu-tamu penting dalam sebuah pesta adat di tanah melayu. Dalam pagelaran kali ini berbeda dengan konser gelar pamit, KTF UI tidak hanya menampilkan tarian tradisonal tetapi juga tarian kontemporer dan modern. Jumlah tarian yang ditampilkan ada delapan yaitu tari Lenggang Maye, tari Jawaroayu, tari Topeng Nindak, tarian Hip-Hop, tari Kalimantan Zalecha, tari Kontemporer, tari Zabet dan terakhir Sexy Dance. Tari tradisional tidak akan berjalan mulus tanpa bantuan para pemusik KTF UI yang tidak kalah hebatnya. Selain itu, pagelaran Nari Mataya Lokatara juga mengusung konsep tarian yang dikombinasi dengan drama, bekerja sama dengan komunitas teater FISIP UI.
            Tarian yang paling saya sukai adalah tari Topeng Nindak. Tari Topeng Nindak terdiri dari penari perempuan dan laki-laki, tarian ini menceritakan tentang keinginan seorang perempuan yang ingin belajar menari, namun melupakan inti dari usahanya dalam belajar menari, yaitu proses. Hal yang saya sukai dari tarian ini selain karena tari ini terdiri dari penari perempuan dan laki-laki adalah energi yang saya dapat setelah menyasksikan tarian ini. Pada tarian sebelumnya, tari Melayu Lenggang Maye, terlihat keanggunan dari seorang penari perempuan sedangkan tari Topeng Nindak terkesan lebih semangat karena hentakan kakinya. Tari Kontemporer yang menceritakan pasangan  yang saling jatuh cinta dan sedang asik bersama tetapi diganggu oleh makhluk halus yang mengancam mereka pun tidak kalah kerennya, tari kontemporer ini sangat indah dan memukau mata.
            Sangat disayangkan, menurut pandangan saya akan lebih baik jika tarian penutup pagelaran Nari Mataya Lokatara ini adalah tari tradisional. Tarian modern sebaiknya disisipkan pada tengah pagelaran dan tarian penutupnya tetap tarian tradisional. Selain itu, durasi yang diberikan khusus untuk pemusik tampil terlalu singkat sehingga keahlian pemusik dalam memainkan alat musiknya kurang terekspos.
            Secara keseluruhan anda pasti tidak merasa rugi menyaksikan pagelaran KTF UI Nari Mataya Lokatara, sebuah persembahan dan bentuk kreatifitas anak muda dalam bentuk tari tradisonal, kontemporer, dan modern yang dikombinasikan dengan drama ringan dan menghibur. Harapan saya untuk Komunitas Tari FISIP UI semoga pagelaran seperti ini dapat menjadi annual event dan tetap dikemas dengan kreatif dan lebih rapi lagi. Selain itu semoga KTF UI dapat berkembang menjadi komunitas tari yang bagus dan diapresiasi oleh masyarakat, khususnya warga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.






Nabila Nur Sabrina - Ilmu Komunikasi UI 2013


Rabu, 02 Oktober 2013

Misi Kefotul

10.19 tercetus misi Kefotul. Apa itu Kefotul?
Milikilah hati yang luas seluas langit biru. Di dalam hati yang luas kamu akan menampung rasa memaafkan yang besar, kekuatan untuk berpikir dan bertindak positif, serta semangat untuk menjelang hari esok yang tidak pernah pudar. Jadilah langit itu
-Seluas Langit Biru, Sitta Karina

Why?

Foto saya
Nabila Nur Sabrina. Bila. Ilmu Komunikasi UI 2013. Menulis karena memori otak tak bertahan selamanya.

Supportive Army

Kamis, 24 Oktober 2013

Di Beranda


Oh, Ibu tenang sudah
lekas seka air matamu
sembapmu malu dilihat tetangga
Oh, ayah mengertilah
Rindu ini tak terbelenggu
Laraku setiap teringat peluknya 
Kamarnya kini teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi
Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah 
Kamarnya kini teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi 
Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah
Masih Banda Neira, pengen nonton langsung deh. Sok mangga dengerin

Kamis, 17 Oktober 2013

Mata Dimanja Telinga Terhanyut


Mata dimanjakan oleh gerak tubuh penari tradisional dan modern, telinga terhanyut oleh musik tradisional yang indah. Semua itu didapat hanya dengan menyaksikan pagelaran Komunitas Tari FISIP Universitas Indonesia (KTF UI) Nari Mataya Lokatara ”Perempuan yang Menari dengan Luar Biasa” .
            Nari Mataya Lokatara dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013 bertempat di gedung Sapta Pesona, Jakarta. Nari Mataya Lokatara merupakan pagelaran pertama yang diadakan oleh KTF UI setelah sebelumnya KTF UI pernah menampilkan dua buah konser gelar pamit dalam rangka keberangkatan misi budaya ke Eropa pada tahun 2011 dan 2012.
            Nari Mataya Lokatara menceritakan kisah seorang perempuan bernama Nari yang berasal dari keluarga penari. Kisah dimulai saat Nari diberi kesempatan untuk tampil bersama keluarga, tetapi ia tidak mampu memberikan yang terbaik. Dengan keinginan yang kuat untuk bisa menari, Nari diberi sebuah buku pedoman yang membawa dirinya berkelana ke dunia lain, dunia Nari belajar menari, belajar cinta, dan mengahajar gangguan yang ada.
            Pagelaran dibuka pada pukul 19.00 WIB dengan tari melayu, tari Lenggang Maye. Tarian ini menjadi tari pembuka karena merupakan tari selamat datang untuk menyambut tamu-tamu penting dalam sebuah pesta adat di tanah melayu. Dalam pagelaran kali ini berbeda dengan konser gelar pamit, KTF UI tidak hanya menampilkan tarian tradisonal tetapi juga tarian kontemporer dan modern. Jumlah tarian yang ditampilkan ada delapan yaitu tari Lenggang Maye, tari Jawaroayu, tari Topeng Nindak, tarian Hip-Hop, tari Kalimantan Zalecha, tari Kontemporer, tari Zabet dan terakhir Sexy Dance. Tari tradisional tidak akan berjalan mulus tanpa bantuan para pemusik KTF UI yang tidak kalah hebatnya. Selain itu, pagelaran Nari Mataya Lokatara juga mengusung konsep tarian yang dikombinasi dengan drama, bekerja sama dengan komunitas teater FISIP UI.
            Tarian yang paling saya sukai adalah tari Topeng Nindak. Tari Topeng Nindak terdiri dari penari perempuan dan laki-laki, tarian ini menceritakan tentang keinginan seorang perempuan yang ingin belajar menari, namun melupakan inti dari usahanya dalam belajar menari, yaitu proses. Hal yang saya sukai dari tarian ini selain karena tari ini terdiri dari penari perempuan dan laki-laki adalah energi yang saya dapat setelah menyasksikan tarian ini. Pada tarian sebelumnya, tari Melayu Lenggang Maye, terlihat keanggunan dari seorang penari perempuan sedangkan tari Topeng Nindak terkesan lebih semangat karena hentakan kakinya. Tari Kontemporer yang menceritakan pasangan  yang saling jatuh cinta dan sedang asik bersama tetapi diganggu oleh makhluk halus yang mengancam mereka pun tidak kalah kerennya, tari kontemporer ini sangat indah dan memukau mata.
            Sangat disayangkan, menurut pandangan saya akan lebih baik jika tarian penutup pagelaran Nari Mataya Lokatara ini adalah tari tradisional. Tarian modern sebaiknya disisipkan pada tengah pagelaran dan tarian penutupnya tetap tarian tradisional. Selain itu, durasi yang diberikan khusus untuk pemusik tampil terlalu singkat sehingga keahlian pemusik dalam memainkan alat musiknya kurang terekspos.
            Secara keseluruhan anda pasti tidak merasa rugi menyaksikan pagelaran KTF UI Nari Mataya Lokatara, sebuah persembahan dan bentuk kreatifitas anak muda dalam bentuk tari tradisonal, kontemporer, dan modern yang dikombinasikan dengan drama ringan dan menghibur. Harapan saya untuk Komunitas Tari FISIP UI semoga pagelaran seperti ini dapat menjadi annual event dan tetap dikemas dengan kreatif dan lebih rapi lagi. Selain itu semoga KTF UI dapat berkembang menjadi komunitas tari yang bagus dan diapresiasi oleh masyarakat, khususnya warga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.






Nabila Nur Sabrina - Ilmu Komunikasi UI 2013


Rabu, 02 Oktober 2013

Misi Kefotul

10.19 tercetus misi Kefotul. Apa itu Kefotul?

Pages